Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo

Pepatah di atas dapat ditemukan dalam logo Kabupaten Jayawijaya di Papua. Artinya sederhana saja yaitu “Hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Kabupaten Jayawijaya sendiri dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969, tentang pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat (sekarang Propinsi Papua). Berdasarkan pada Undang-undang tersebut, Kabupaten Jayawijaya terletak pada garis meridian 137°12′-141°00′ Bujur Timur dan 3°2′-5°12′ Lintang Selatan yang memiliki daratan seluas 52.916 km², merupakan satu-satunya Kabupaten di Provinsi Irian Barat (pada saat itu) yang wilayahnya tidak bersentuhan dengan bibir pantai. Pada tahun 2008, kabupaten ini kemudian dimekarkan menjadi beberapa kabupaten pemekaran antara lain: Kabupaten Memberamo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Lanny Jaya, dan beberapa kabupaten lainnya. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pembangunan yang ada di Papua khususnya di wilayah pegunungan tengah dimana Kabupaten Jayawijaya berada.

Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo - Hari Esok Harus Lebih Baik dari Hari Ini

Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo – Hari Esok Harus Lebih Baik dari Hari Ini

Kabupaten Jayawijaya beribukota di Wamena. Kota ini merupakan kota di tengah-tengah pegunungan. Ibaratnya sebuah periuk atau penggorengan maka kota ini tepat berada di tengah-tengahnya. Hingga saat ini, perjalanan dari dan ke kota ini menuju kota-kota besar lainnya di Papua hanya bisa dilakukan dengan menggunakan pesawat udara. Dengan kondisi tersebut harga-harga kebutuhan pokok hingga kebutuhan lain seperti bahan bakar minyak dan bahan bangunan seperti semen di kota ini berbeda jauh dengan tempat-tempat lain di Indonesia. Untuk semen misalnya, biasanya dibanderol dengan harga sekitar empat ratus ribu rupiah per sak dan kadang bisa menembus harga satu juta per sak jika sedang laku-lakunya. Demikian pula untuk bahan bakar seperti bensin. Pada hari-hari biasa, harganya mencapai 20 – 25 ribu per liter dan jika sedang sulit bisa menembus angka 50 ribu per liternya.

Seiring dengan derap pembangunan, saat ini kabupaten Jayawijaya juga tengah berjuang dalam menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS di wilayahnya. Penemuan kasus yang masih sedikit dari perkiraan dengan rendahnya kesadaran untuk memeriksakan diri menjadi penyebab lambatnya penanggulangan HIV dan AIDS di wilayah ini. Untuk itu Komisi Penanggulangan AIDS Daerah kabupaten Jayawijaya berusaha merevitalisasi diri sekitar tahun 2005 hingga 2006. Langkah awalnya yaitu dengan mengikutsertakan berbagai organisasi kemasyarakatan untuk ikut mengambil peran dalam KPAD baik sebagai pengurus langsung atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh KPAD.

Pada pertemuan pertama, seorang pejabat pemerintah waktu itu (kalau tidak salah jabatannya waktu itu Asisten II Sekretaris Daerah Kabupaten) mengungkapkan bahwa langkah-langkah yang cepat harus segera diambil untuk mulai menanggulangi penyebaran HIV secara lebih serius. Pembangunan tidak akan berarti jika manusianya sakit dan tidak bisa menikmati hasil pembangunan tersebut, begitu kata beliau waktu itu. Nama beliau adalah Pak Benyamin. Saat ini saya tidak tahu beliau sudah berada di mana. Beliau kemudian menutup pertemuan dengan meminjam kalimat peribahasa lokal yang berbunyi “Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo” yang berarti hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Berbekal pertemuan demi pertemuan dan semakin banyak pihak yang ikut ambil bagian melalui wadah KPAD maka perlahan tapi pasti angkap penemuan kasus mulai berubah. Dari angka 10 kasus yang sudah bertengger di data propinsi selama hampir 5 tahun mulai berubah menjadi 100 kasus di tahun 2006, dan terus bertambah menjadi 3.655 kasus di akhir tahun 2013. Lalu apa artinya jumlah kasus yang semakin bertambah? Artinya, kemampuan tenaga medis untuk menemukan kasus semakin baik, semakin banyak orang yang sadar dan memeriksakan diri, dan semakin kecil kemungkinan penyebaran jika penemuan kasus langsung dibarengi dengan terapi yang tepat.

Memang, masih banyak yang harus dikerjakan oleh KPAD Kabupaten Jayawijaya dalam menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS di wilayahnya. Namun, berbekal peribahasa “Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo” maka ada keyakinan dalam diri bahwa memang hari esok haruslah lebih baik dari hari ini!

“Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes GA Sadar Hati – Bahasa Daerah Harus Diminati”

Bahasa Daerah Harus Diminati

8 thoughts on “Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo

    • Lumayan jauh Mas Adi, jalan daratnya mungkin belum tembus. Pesawat langsung ke Wamena, Jayawijaya juga mungkin tidak ada. Hanya ada jadwal pesawat Hercules TNI atau pesawat carter/ sewa. Salam kenal.

  1. Pingback: Daftar Peserta Kontes Sadar Hati | BELALANG CEREWET

  2. Pingback: Pemenang Kontes Sadar Hati | BELALANG CEREWET

Leave a comment